Jodoh yg Sejati Membawa Diri Makin Dekat dengan ALLAH dan Nabi

TIDAK SANGGUP HIDUP HINA TANPA PERJUANGAN BAHKAN RELA MATI SYAHID KERNA AGAMA DAN PERJUANGAN

------------MENDAMBa SYAHID fi SABILILLAH-----------

Wednesday, October 31, 2012

Kerana ALLAH...

SUBHANALLAH...ALHAMDULILAH..ALLAHUAKBAR...

Kerana Allah..

Menuntut ilmu--> kerana Allah
Taat pada ibu bapa--> kerana Allah
Beribadah--> kerana Allah
Makan--> kerana Allah
Tidur--> kerana Allah
Berkahwin--> kerana Allah

Semua kerana Allah ???
Ya..semuanya kerana Allah.
Sebab apa ???
Sebab segala yang ada sama ada nampak atau tidak,semuanya milik Allah..termasuk segala yg ada di alam akhirat nanti.

Kesimpulan :
Melakukan perkara kebaikan,berusaha menjadi soleh/solehah..sesekali bukan kerana berhajatkan kebaikan dari manusia lain yang juga hakikatnya tidak ada apa2..

Ayuh,tajdidkan niat dalam diri kita untuk senantiasa beramal semata-mata mencari sebesar-besar nikmat iaitu Keredhaan & Keampunan Allah s.w.t.

p/s : benarlah kata2 seorang shbt ku :
"kita memilih untuk jadi soleh/ah bukan kerana ingin mendapatkan pasangan yang soleh/ah..tp ingin mendekatkan diri kepada Allah dan akhirnya sentiasa bahagia dengan apa jua yang diberikan oleh ALLAh sebagai tanda syukur padaNya..

{1:'}~





Share dari sahabat setalaqqi ambo... :)

Monday, October 29, 2012

kErana cinta,seruanMU ku sahut,...


SARAJEVO – Seorang lelaki Islam Bosnia yang berjalan kaki untuk menunaikan ibadah haji di Mekah pada tahun lalu memberitahu agensi berita AFP bahawa dia tiba di kota suci tersebut selepas merentasi tujuh buah negara termasuk Syria yang kini dilanda perang saudara.
“Saya tiba di Mekah pada Sabtu lalu. Saya tidak letih, ini merupakan hari paling bahagia dalam hidup saya,” kata Senad Hadzic menerusi satu temu bual telefon.
Lelaki berusia 47 tahun itu memberitahu, dia berjalan kaki sejauh 5,700 kilometer (km) selama 314 hari merentasi Bosnia, Serbia, Bulgaria, Turki, Syria dan Jordan untuk ke Mekah dengan membawa beg sandang seberat 20 kilogram.
Hadzic memaparkan perjalanan tersebut dalam akaun Facebook miliknya termasuk gambar dia memperoleh kad masuk dan keluar Syria yang dikeluarkan oleh kementerian dalam negeri kepada warga asing.
“Saya merentasi Syria pada April lalu. Saya berjalan sekitar 500km dalam tempoh 11 hari. Saya melintasi bandar raya Aleppo dan Damsyik serta sejumlah pos kawalan tentera rejim dan pemberontak tetapi saya tidak pernah ditahan.
“Di sebuah pos kawalan tentera Presiden Bashar Al-Assad, beberapa askar mengarahkan saya mengosongkan beg sandang saya. Apabila saya menunjukkan al-Quran dan menyatakan saya berjalan kaki ke Mekah, mereka melepaskan saya,” ujar Senad.
“Saya berjalan kerana Allah, untuk Islam, untuk Bosnia-Herzegovina, untuk ibu bapa dan saudara perempuan saya,” tambah lelaki itu.
Di laman Facebooknya, dia memberitahu, Tuhan telah menunjukkan jalan ke Mekah dalam mimpinya termasuk menuju ke kota suci itu melalui Syria dan bukan Iraq.
Semasa perjalanannya, Senad berdepan suhu sejuk antara -35° darjah Celsius di Bulgaria hingga kepanasan mencecah 44° darjah Celsius di Jordan.
Menurutnya, dia terpaksa menunggu di Istanbul selama beberapa minggu untuk mendapatkan kebenaran bagi merentasi Jambatan Bosphorus dengan berjalan kaki, selain dua bulan di sempadan Jordan dan Arab Saudi bagi mendapatkan visa untuk mengerjakan ibadah haji. – AFP

Kalau cinta,mana buktinya?



SUBHANALLAH..ALHAMDULILAH..ALLAHUAKBAR..
Rasulullah itu adalah orang yang sangat dicintai oleh para sahabatnya, umumnya para sahabat mencintai Rasulullah Saw, walau ada sebagian sahabat yang diam-diam membenci Rasulullah. Tetapi mayoritas sahabat itu sangat mencintai Rasulullah Saw.
Pernah suatu malam Rasulullah mendengar suara beberapa orang di luar kamarnya, Rasulullah menegur: “Kenapa kalian berkumpul di sini?” lalu mereka menjawab: “Ya Rasulullah, kami tidak sanggup tidur khawatir ketika kami tidur nanti, orang-orang kafir datang dan membunuhmu.” Mereka sukarela menjadi satpam Rasulullah Saw, datang sendiri, tidak dibayar. Tetapi Rasulullah Saw mengatakan, “Tidak, Allah melindungi aku, pulanglah kamu ke tempat kamu masing-masing.”
Ada seorang pedagang minyak wangi, di Madinah. Setiap kali pergi ke pasar, dia singgah dulu ke rumah Rasulullah Saw, dia tunggu sampai Rasulullah keluar. Setelah Rasulullah keluar, dia hanya mengucapkan salam lalu memandang Rasulullah saja, setelah puas dia pergi. Suatu saat setelah dia ketemu Rasululllah dia pergi, lalu tak lama kemudian balik lagi dari pasar dan dia datang kepada Rasulullah Saw dan meminta izin, “Saya ingin melihat engkau ya Rasulullah, karena saya takut tidak sanggup melihat engkau setelah ini.” Dan Rasulullah mengizinkannya.


Kemudian, setelah kejadian itu Rasulullah tidak pernah melihat lagi tukang minyak wangi itu. Disuruhnya sahabatnya pergi melihat, ternyata ia sudah meninggal dunia tidak lama setelah dia pergi dari pasan dan memandang wajah Rasulullah Saw itu. Lalu kata Rasulullah Saw: “Kecintaannya kepadaku akan menyelamatkan dia di hari akhirat.”
Ada lagi seorang sahabat Rasulullah bernama Abu Ayyub Al-Anshari. Ketika Rasulullah hijrah ke Madinah, beliau beristirahat dahulu di pinggiran kota menginap di rumah Abu Ayyub Al-Anshari. Rumahnya itu dua tingkat, Abu Ayyub dan istrinya di tingkat atas dan Rasulullah Saw di bawah. Pada malam hari Abu Ayub dan istrinya tidak sanggup tidur karena mereka takut menggerakkan tubuhnya, semua terbujur seperti sebongkah kayu menahan dirinya untuk tidak bergerak. Mereka takut kalau bergerak, nanti debu-debu dari atas itu berjatuhan kepada Rasulullah. Setelah Rasulullah mengetahui hal itu, beliau sangat terharu lalu kepada Abu Ayub diajarkan sebuah doa sebagai penghargaan beliau atas cinta yang tulus dari Abu Ayub.
Dalam perang Uhud, ketika kaki Rasulullah terluka, ada seorang sahabat melihatnya lalu mengejar Rasulullah. Dia pegang kaki itu lalu dia bersihkan luka itu dengan jilatannya. Rasulullah kaget lalu berkata, “Lepaskan! Lepaskan!” Sahabat itu berkata: “Tidak Ya Rasulullah, aku tidak akan melepaskannya sampai luka ini kering!”
Ada lagi seorang sahabat, yang setelah Rasulullah meninggal dunia, membanggakan mulutnya yang tidak ada gigi lagi. Saat perang Uhud itu juga, Rasulullah cedera karena rantai pelindung kepalanya menusuk pipinya. Lalu seorang sahabat menarik rantai itu dengan giginya, tapi sebelum rantai itu keluar, seluruh giginya rontok. Dia bangga bahwa giginya itu berjatuhan karena membela Rasulullah yang dicintainya. Sehingga menjadi satu kebahagiaan tersendiri. Ini, sekali lagi masalah cinta, dan cinta itu selalu tidak wajar.


Ada satu contoh lagi kecintaan orang kepada Rasulullah Saw. Menjelang suatu peperangan, Rasulullah sedang membariskan pasukannya karena Rasulullah selalu merapikan barisan pasukannya. Ternyata ada seorang sahabat, mungkin karena perutnya terlalu besar, selalu perutnya itu berada di luar barisan. Kemudian Rasulullah lewat dan memukul perutnya itu agar dirapikan dengan barisan. Lalu sahabat itu memandang Rasulullah dan berkata: “Engkau diutus untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam, kenapa kau sakiti perutku?” Lalu Rasulullah turun dari kudanya, dan menyerahkan alat pemukul itu, lalu berseru: “Pukullah aku! Sebagai qishas atas kesalahanku.” Kemudian orang itu berkata: “Tapi engkau pukul langsung kepada kulit perutku.” Lalu Rasulullah segera membuka pakaiannya, tiba-tiba sahabat itu memeluk Rasulullah dan mencium perutnya. Rasulullah kaget dan berkata: “Ada apa denganmu?” Sahabat itu menjawab: “Ya Rasulullah, genderang perang sudah ditabuh, mungkin ini adalah saat terakhir perjumpaanku denganmu. Saya ingin sebelum meninggal dunia, sempat mencium perutmu yang mulia.”
Dan sahabat itu kemudian gugur di medan perang setelah mencium perut Rasulullah Saw. Rupanya ini hanya strategi dia agar sanggup mencium perut Rasulullah Saw.
Kelak, setelah Rasulullah meninggal dunia, kecintaan para sahabat itu diungkapkan dengan kerinduan yang luar biasa kepada Rasulullah Saw.
Bilal yang selalu adzan semasa hidup Rasulullah tidak mau beradzan lagi setelah wafat Rasulullah karena Bilal tidak sanggup mengucapkan “Asyhadu anna Muhammad Rasululah” karena ada kata-kata Muhammad di situ. Tapi karena desakan Sayyidah Fatimah yang saat itu rindu mendengar suara adzan Bilal, dan mengingatkan beliau akan ayahnya. Bilal akhirnya dengan berat hati mau beradzan. Saat itu waktu Subuh, dan ketika Bilal sampai pada kalimat Asyhadu anna Muhammad Rasulullah, Bilal tidak sanggup meneruskannya, dia berhenti dan menangis terisak-isak. Dia turun dari mimbar dan minta izin pada Sayyidah Fatimah untuk tidak lagi membaca adzan karena tidak sanggup menyelesaikannya hingga akhir. Ketika Bilal berhenti saat adzan itu, seluruh Madinah berguncang karena tangisan kerinduan akan Rasulullah Saw.


Seorang budak bernama Tsauban sangat menyayangi dan hatinya selalu merindukan Rasulullah Muhammad SAW. Sehari saja tidak bertemu Nabi, rasanya seperti setahun baginya. Kalau bisa dia ingin bersama Rasul setiap waktu. Karena jika tidak bertemu Rasulullah, dia amat sedih, murung dan seringkali menangis. Demikian juga yang dilakukan Rasulullah terhadap Tsauban begitu mengetahui betapa besarnya kasih sayang Tsauban terhadap dirinya. Suatu hari Tsauban berjumpa Rasulullah SAW dan berkata, “Ya Rasulullah, saya sebenarnya tidak sakit, saya sangat sedih jika berpisah dan tidak bertemu denganmu walaupun sekejap. Jika sudah bertemu barulah hatiku menjadi tenang dan gembira sekali. Apabila memikirkan akhirat, hati ini bertambah cemas dan takut kalau-kalau tidak dapat bersama denganmu. Kedudukanmu sudah tentu di syurga yang tinggi. Sedangkan saya belum tentu, entah di syurga paling bawah atau yang paling mencemaskan, kemungkinan tidak dimasukkan ke syurga langsung. Jika demikian, tentu saya tidak akan bertemu denganmu lagi.” Rasulullah amat terharu mendengar perkataan Tsauban. Namun beliau tidak dapat berbuat apa-apa karena balasan surga atau neraka bagi setiap hamba itu hak dan urusan Allah. Maka setelah peristiwa itu, turunlah wahyu kepada Rasulullah SAW yang berbunyi; “Barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: nabi-nabi, para shiddiqin, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya.” (QS An Nisaa’:69). Mendengar jaminan itu Tsauban pun tersenyum. Hatinya menjadi tenang dan gembira kembali.




Mengapa Rasulullah dirindukan atau dicintai? Itu bukan hanya karena Allah SWT membuka hati mereka untuk rindu, tetapi karena akhlak Rasulullah yang menarik kecintaan mereka. Dan akhlak itu adalah Sunnah. Sekiranya kita mencontoh akhlak beliau ini, pasti kitapun akan dicintai oleh banyak manusia. Tentu tidak oleh semua manusia, karena Rasulullah juga tidak dicintai oleh sem ua manusia, tidak dicintai oleh semua sahabat dan tidak dicintai oleh semua makhluk. Tapi sekiranya kita mempraktekkan akhlak Rasulullah itu dalam pergaulannya dengan orang banyak, pasti kitapun akan menjadi manusia, yang dicintai oleh kebanyakan umat manusia.


Pena dan Kertas..

SUBHANALLAH..ALHAMDULILAH..ALLAHUAKBAR..
ALLAHUMMA SOLLI A'LA SAIYIDINA MUHAMMAD.

''Aku melihat engkau menggerakkan jarimu...''

Pada zaman dahulu,hidup seorang pemuda yang amat meminati ilmu agama.Beliau sanggup mengembara ribuan batu untuk menuntut ilmu agama.Sampailah pada suatu hari pemuda ini tiba di Madinah.Lalu beliau masuk mengikuti pengajian bersama guru yang hebat pada masa tersebut iaitu Malik bin Anas.

Sebagai pelajar baru,pemuda tadi duduk agak terkebelakang.Semasa gurunya mengajar,gurunya terlihat pemuda itu menggerak-gerakkan jari-jarinya s
eolah-olah sedang menulis sesuatu di atas tapak tangannya.Kelihatan pemuda itu seolah-olah bermain dan berpura-pura menulis kerana pelajar yang lainnya menulis dengan pena dan buku.Setelah selesai pengajaran,gurunya itu memanggil pemuda tadi dan bertanyakan padanya mengapakah dia bermain sewaktu guru sedang mengajar.

''Aku melihat kau sedang menggerakkan jemarimu..''kata guru itu.Pemuda tadi menafikannya.''Saya memang benar-benar menulis''.Balas pemuda itu.Lantas guru tadi menyuruh pemuda itu menyebut semula apa yang diajarnya semasa kelas tadi.

Lalu,pemuda tadi menyebut satu persatu setiap isi ilmu apa yang diajarkan gurunya tadi tanpa meninggalkan sedikit pun walaupun sebaris ayat.Guru itu berasa amat kagum dengan daya ingatan pemuda tersebut.Lalu pemuda itu menceritakan yang dia datang dari jauh dan tidak mempunyai kemampuan memiliki alat tulis,cara menulis dengan jari di telapak tangannya sudah cukup untuk membuatkan dia ingat apa yang diajar oleh gurunya itu.

Sejak hari itu,pemuda tadi menuntut ilmu dengan tekun dan gigih serta menjadi salah seorang sarjana Islam yang hebat.Malah beliaulah yang mula-mula menyusun kitab usul fiqah sehingga digelar 'bapa usul fiqah''.Pemuda yang dimaksudkan adalah al Imam As Syafie dan gurunya itu adalah al Imam Malik.

Imam Syafie adalah satu lagi contoh insan yang benar-benar teliti dalam mendengar bicara ilmu dan belajar.Malah,beliau akan berdiam sejenak apabila ditanyakan sesuatu fatwa,barulah beliau akan memberikan jawapan.Hal ini untuk memastikan yang dia benar-benar berijtihad memikirkan penyelesaian sesuatu masalah itu dengan cukup teliti.

''Orang yang zalim kepada dirinya ,ialah orang yang merendahkan dirinya kepada orang yang tidak memuliakannya dan orang yang menyukai sesuatu benda yang tidak memberi manfaat kepadanya.Begitu juga orang yang menerima sesuatu pujian dari seseorang yang lain yang tidak mengenalnya dengan sesungguh-sungguhnya.''(imam as shafie)

Kata sahabat,''bagi seorang penuntut ilmu,pena adalah senjata kita.''

Kenangan~

Teringat semasa talaqqi intensif kitab Aqidatul Awwam dengan Murabbina.

Pen yang dibawa kehabisan dakwat.Kebetulan tiada membawa pen lebih.Kami semua berenam,bertalaqqi di hadapan ustaz di bilik beliau.

Nak bisik-bisik tepi kawan,takut mengganggu konsentrasi ustaz mensyarah kitab.Jadinya menulislah hamba dengan pen yang tidak berdakwat itu,sekadar dicoret-coret ,ditekan-tekan kuat sedikit.Balik bilik baru hitamkan balik catatan tulisan ilmu tadi dengan pensel. :)

''Mohon maaf Murabbina,ana kurang adab.Menulis dengan pena namun sebenarnya pena itu tidak berdakwat.Mengangguk sahaja bila ustaz tanya sempat salin tak.''

Namun itulah manisnya kenangan bertalaqqi~ ^_^

♥ sentiasalah bawa pen dan kertas bersama,ia senjata kita.

Sunday, October 28, 2012

KISAH ARAB BADWI DENGAN RASULULLAH~

BISMILLAHIRAHMANIRAHIIM..

SUBHANALLAH..ALHAMDULILAH..ALLAHUAKBAR..

Telah berpesan al Mukarram Sidi Ust Muhadir b Haji Joll As Sanariy As Syafie hafizahullah,

BerSELAWAT ialah jalan terpantas untuk bersama Rasulullah ﷺ tapi BerDAKWAH ialah jalan terdekat untuk hampir dengan Rasulullah ﷺ

اللهم صل على سيدنا محمد وعلى آله وصحبه وسلم

~Mari penuhi hari kita dengan Selawat & Dakwah kerana ia adalah kerja Nabi ﷺ sepanjang hayat~


Dikisahkan Bahwa, Sedang Rasulullah saw sedang asyik & kusyu' Bertawaf di Ka’bah, beliau mendengar seseorang lalu di hadapannya bertawaf, sambil berzikir: “Ya Karim! Ya Karim!”...

Rasulullah saw. lalu menirunya dan membaca “Ya Karim! Ya Karim!” Orang itu Ialu berhenti di salah satu sudut Ka’bah, dan berzikir lagi: “Ya Karim! Ya Karim!” Rasulullah saw. yang berada di belakangnya mengikut zikirnya “Ya Karim! Ya Karim!” Merasa seperti diperm
ain mainkan, orang itu menoleh ke belakang dan terlihat olehnya seorang laki-laki yang gagah, lagi tampan yang belum pernah dikenalinya.

Orang itu lalu berkata: “Wahai orang tampan! Apakah engkau memang sengaja mempersenda sendakan aku, karena aku ini adalah orang badwi? Kalaulah bukan kerana ketampananmu dan kegagahanmu, pasti engkau akan aku laporkan kepada kekasihku, Muhammad Rasulullah.”

Mendengar kata-kata orang badwi itu, Rasulullah saw. tersenyum, lalu bertanya: “Tidakkah engkau mengenali Nabimu, wahai orang Arab?” “Belum,” jawab orang itu. “Jadi bagaimana kau beriman kepadanya?”

“Saya percaya dengan teguh atas kenabiannya, sekalipun saya belum pernah melihatnya, dan membenarkan perutusannya, sekalipun saya belum pernah bertemu dengannya,” kata orang Arab badwi itu pula.

Rasulullah saw. pun berkata kepadanya: “Wahai orang Arab! Ketahuilah aku inilah Nabimu di dunia dan penolongmu nanti di akhirat!” Melihat Nabi di hadapannya, dia tercengang, seperti tidak percaya kepada dirinya.

“Tuan ini Nabi Muhammad?!” “Ya” jawab Nabi s.a.w. Dia segera tunduk untuk mencium kedua kaki Rasulullah s.a.w. Melihat hal itu, Rasulullah saw.terus menarik tubuh orang Arab itu, sambil berkata kepadanya:

“Wahal orang Arab! janganlah engkau berbuat serupa itu. Perbuatan seperti itu biasanya dilakukan oleh hamba sahaya kepada tuan nya, Ketahuilah, Allah mengutusku aku bukan untuk menjadi seorang yang takabbur yang meminta dihormati, atau diagungkan, tetapi hanya untuk membawa berita.

Ketika itulah, Malaikat Jibril as. turun membawa berita dari langit dia berkata: “Ya Muhammad! Tuhan As-Salam mengucapkan salam kepadamu dan bersabda: “Katakanlah kepada orang Arab itu, agar dia tidak terpesona dengan belas kasih Allah. Ketahuilah bahawa Allah akan menghisabnya di hari Mahsyar nanti, akan menimbang semua amalannya, baik yang kecil maupun yang besar!” Setelah menyampaikan berita itu, Jibril kemudian pergi. Maka orang Arab itu pula berkata:

“Demi keagungan serta kemuliaan Allah, jika Allah akan membuat perhitungan atas amalan hamba, maka hamba pun akan membuat perhitungan dengannya!” kata orang Arab badwi itu. “Apakah yang akan engkau perhitungkan dengan Allah?” Rasulullah bertanya kepadanya. ‘Jika Allah akan memperhitungkan dosa-dosa hamba, maka hamba akan memperhitungkan betapa kebesaran maghfirahnya,’ jawab orang itu. ‘Jika Dia memperhitungkan kemaksiatan hamba, maka hamba akan memperhitungkan betapa kebesaran pengampunan-Nya. Jika Dia memperhitungkan kekikiran hamba, maka hamba akan memperhitungkan pula betapa kemurahan nya!’

Mendengar ucapan orang Arab badwi itu, maka Rasulullah saw. pun menangis mengingatkan betapa benarnya kata-kata orang Arab badwi itu, air mata beliau meleleh membasahi janggutnya. Lantaran itu Malaikat Jibril turun lagi dan berkata:

“Ya Muhammad! Allah As-Salam menyampaikan salam kepadamu, dan bersabda: Berhentilah engkau dari menangis! Sesungguhnya kerana tangismu, penjaga Arasy terlupa bacaan tasbih dan tahmidnya, sehingga tergoncang arasy yg dijaganya. Katakan kepada temanmu itu, bahwa Allah tidak akan menghisab dirinya, juga tidak akan memperhitungkan kemaksiatannya. Allah sudah rnengampuni semua kesalahannya dan la akan menjadi temanmu di syurga nanti!” Betapa sukanya orang Arab badwi itu, mendengar berita tersebut. la Ialu menangis kerana tidak berdaya menahan rasa terharu dirinya.





Wahai Tuhan yang Memiliki Makkah dan Bukit Safa,
Demi Saidina Muhammad,
Ampuni Dosa Kami
Wahai Yang Maha Mendengar Doa Kami,

Ya Rabbama.. ♥